Ritual Mandi Safar di Kabupaten Kotawaringin Timur ini sudah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun sekali, dimana waktu pelaksanaannya yaitu Arba Musta'mir atau Hari Rabu terakhir dalam Bulan Safar ( bulan kedua dalam kalender Hijriah ).
Ritual Mandi Safar ini sendiri dilakukan untuk memperingati peristiwa mati syahidnya Husin bin Ali Tholib yang memimpin tentaranya berangkat dari Mekkah ke kota Kuffah.
Jadi sebelum ritual ini dilaksanakan masyarakat diwajibkan mengikuti ritual yang dipimpin oleh tokoh masyarakat/Alim Ulama yang membacakan doa-doa serta memberikan rajah pada daun sawang yang kemudian daun tersebut bisa diselipkan di pinggang atau pun diikatkan dikepala.
makna dari prosesi ini ialah untuk menghindari para peserta dari gangguan binatang yang ada di air atau pun gangguan dari makhluk-makhluk halus lainnya.
Setelah prosesi ini selesai maka masyarakat berbondong-bondong akan menceburkan diri ke sungai Mentaya, bagi masyarakat yang kurang bisa berenang ataupun tidak bisa berenang mereka biasanya membekali diri dengan pelampung agar bisa ikut melaksanakan ritual mandi safar ini.
Setelah proses mandi Safar selesai maka dilanjutkan dengan prosesi yang lain lagi yaitu pembagian berbagai macam kue-kue tradisional yang disusun seperti gunungan.
Jadi mandi safar yang sudah menjadi agenda rutin pemerintah daerah kabupaten kotawaringin timur ini bisa dijadikan wisata budaya yang bernuansa Agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar