Selamat datang di Blog Mahakarya Indonesia Apresiasi Wisata dan Budaya Kalimantan Tengah MAHAKARYA INDONESIA: Juli 2014

Beranda

Senin, 07 Juli 2014

Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu

Salah satu andalan pariwisatan budaya kabupaten Kotawaringin Timur adalah Ritual adat "Mampakanan Sahur dan Mamapas Lewu" event ini merupakan agenda rutin pemerintah daerah kabupaten Kotawaringin Timur yang biasa dilaksanakan setiap akhir tahun.
Untuk daerah lain dikabupaten yang ada di Kalimantan tengah ritual seperti ini juga ada dan prosesiya hampir sama, tapi disini yang akan kita tampilkan yaitu ritual yang sering dilaksanakan di kabupaten Kotawaringin Timur dulu berhubung liputan kami baru sebatas yang ada di Kotim saja.
Apa dan bagaimana ritual Mampakanan Sahur dan Memapas Lewu itu ?
Bagi sebagian orang/masyarakat suku dayak di Kalteng yang masih memegang kepercayaan Kaharingan (Hindu Kaharingan) ritual ini biasanya berguna untuk memberikan persembahan kepada leluhur guna menjaga dan membersihkan masyarakat dari kesialan serta bencana.

Kamis, 03 Juli 2014

Mandi Safar

Ritual Mandi Safar di Kabupaten Kotawaringin Timur ini sudah menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap tahun sekali, dimana waktu pelaksanaannya yaitu Arba Musta'mir atau Hari Rabu terakhir dalam Bulan Safar ( bulan kedua dalam kalender Hijriah ).
Ritual Mandi Safar ini sendiri dilakukan untuk memperingati peristiwa mati syahidnya Husin bin Ali Tholib yang memimpin tentaranya berangkat dari Mekkah ke kota Kuffah.
Jadi sebelum ritual ini dilaksanakan masyarakat diwajibkan mengikuti ritual yang dipimpin oleh tokoh masyarakat/Alim Ulama yang membacakan doa-doa serta memberikan rajah pada daun sawang yang kemudian daun tersebut bisa diselipkan di pinggang atau pun diikatkan dikepala.

Rabu, 02 Juli 2014

Potong Pantan

Salah satu adat budaya yang sampai sekarang masih ada dibumi Kalimantan Tengah yaitu Potong Pantan.
Potong Pantan ini sendiri yaitu merupakan ritual untuk sebuah peresmian atau menyambut tamu yang akan berkunjung ke suatu daerah di Kalimantan Tengah.
Jadi tamu yang disambut dengan acara ini wajib memotong pantan (berupa kayu, bambu yang ukurannya kira-kira seperti betis orang dewasa) untuk dapat masuk ke daerah yang akan dikunjunginya tersebut. Biasa media untuk memotong pantan ini menggunakan sebilah Mandau (senjata tradisional suku Dayak). Biasanya sebelum melakukan pemotongan pantan ini pihak tuan rumah yang diwakili oleh Tokoh Masyarakat akan menanyakan dahulu maksud dan tujuan tamu tersebut berkunjung, setelah semua terjawab maka prosesi pemotongan pantan ini akan dilaksanakan, si tamu wajib memotong pantan tersebut sampat putus untuk dapat masuk kedaerah itu.
Terima kasih Atas Kunjungan Anda di Blog ini Semoga Dapat Memberikan Manfaat